Minggu, 25 Oktober 2009

KOmputer Masa Depan seperti apa?

Setiap hari, dunia IT menyediakan banyak informasi. Agar kita tidak tersesat dalam lautan data, dibutuhkan interface untuk navigasi yang jelas antara manusia dan komputer. CHIP telah mengunjungi para ilmuwan yang mengembangkan berbagai konsep interface baru.
Image
Awan-awan yang terlihat sebagai kumpulan bulatan di layar, sebenarnya adalah sebuah tabel. Seperti sekelompok ikan, gelembung-gelembung mini tersebut terlihat ‘menjauh’ ketika didekati pointer. Namun, ia kemudian bereaksi saat diklik. Bulatannya membesar dan menyajikan informasi yang dikandungnya.


Bagi Carsten Waldeck, seorang ilmuwan grafik, masa depan IT masih terasa membingungkan. Di Pusat Pengolah Data Grafik di Darmstadt, para ilmuwan sedang mengembangkan sebuah konsep pengoperasian baru yang akan mengurangi jarak antara manusia dan mesin. “Perilaku kita berubah akibat interaksi bertahun-tahun dengan komputer”, kata Waldeck. “Untuk merancang software yang lebih ergonomis, kita harus lebih dulu memperhatikan kebiasaan-kebiasaan kita”.

Liquid Browsing' memberi gambaran keseluruhan
Bagaimana kita mengoperasikan sebuah mouse untuk bergerak di lingkungan tampilan grafis seperti Windows semuanya dipelajari manusia tahun-tahun terakhir ini. “Manusia berpikir secara asosiatif. Ia membandingkan satu hal dengan hal lainnya yang serupa. Komputer berbeda. Kekuatannya adalah kemampuan sinkronisasi tanpa akhir melalui bit dan bytes”, papar Waldeck.
Image
Tatanan Baru: Navigasi dalam 7 Dimensi
Liquid Browsing mengubah daftar dan tabel menjadi kumpulan bulatan. Pada sumbu Y entri-entri tersusun secara alfabetis, sementara sumbu X disusun berdasarkan tanggal. Bulatan yang letaknya semakin ke kanan dari sebuah objek menunjukkan semakin baru file tersebut.

SULAP Daftar biasa berubah menjadi kumpulan bulatan pada Liquid Browsing. Ketika penunjuk mouse memilih sebuah objek, objek lainnya secara otomatis akan menyingkir.
Ukuran bulatan menunjukkan besar-kecilnya file. Info lainnya dapat dikemas dalam gerak horizontal atau vertikal dan parameter visual seperti warna, opasitas, atau tekstur bulatan. Hingga 7 dimensi informasi dapat ditampung dengan metoda ini.

Kesadaran tersebut mengantarnya ke sebuah software yang membuat bulatan-bulatan sebagai representasi dari tabel-tabel. Setiap objek diwakili oleh sebuah bulatan dalam sistem koordinat 2D. Pada sebuah database film, sebagai contoh penggunaan yang dilakukan oleh para ilmuwan, sumbu X menunjukkan tahun produksi dan sumbu Y adalah posisi film dalam Top 100. Sebagai variabel ketiga, ukuran bulatan misalnya, menunjukkan durasi film tersebut.

“Mata kita adalah organ yang sangat potensial, yang belum dimanfaatkan sepenuhnya”, kata Waldeck. Dengan metoda yang baru ini, kita tetap tidak kehilangan arah meskipun ada banyak objek. Setelah tabel disortir ulang, karakteristik data dapat dikenali dalam sekali pandang.

Selama ini, grafik ‘scatter graph’ semacam itu memiliki kelemahan. Bulatan-bulatan sering saling bertumpuk sehingga ada yang tertutup oleh bulatan lainnya. Liquid Browsing yang baru dikembangkan menjanjikan solusinya. Ketika pengguna mendekati sebuah objek, secara otomatis semua objek lain di sekitarnya akan menyingkir. Dengan demikian, tampilan menjadi lebih jelas dan tidak membutuhkan banyak tempat pada display.

Tahun ini juga perusahaan iVerse.org akan memasarkan aplikasi-aplikasi pertama yang menggunakan metoda di atas—pertama untuk Mac, selanjutnya untuk PC dan perangkat bergerak. Pemasaran ini sekaligus merupakan uji coba tambahan yang penting bagi para ilmuwan. Di sini akan terlihat apakah pengguna menyukai konsep pengoperasian yang baru tersebut atau tidak.

Cara baru mencari informasi
“Gol oleh van Nistelrooy! Ini adalah golnya yang ke-150 untuk Manchester United atau yang ke-21 musim ini.” Suara sang reporter olahraga terdengar tenang tetapi berbobot. Begitu ada yang terjadi di lapangan hijau, ia langsung siap dengan informasi yang berhubungan—tentu isinya juga harus benar.
Di sini ‘SWAPit’ dapat membantu. Tool dari Institut Fraunhofer untuk Informatika Terapan (FIT) ini dapat menampilkan teks informasi dari berbagai sudut pandang kepada pengguna. Berita-berita olahraga yang ditemukan untuk tema-tema tertentu ditampilkan pada semacam peta dan secara otomatis dikelompokkan berdasarkan kesamaan yang ada.

Upaya penyelamatan Profesi IT terhadap oursourCing



Adanya outsourcing sekarang ini yaitu untuk menyediakan layanan jasa pengolahan data kepada suatu perusahaan,tetapi dengan keberadaan outsourcing ini memang sangat mengancam tersedianya lowongan kerja terhadap profesi IT. Tetapi kita harus melihat bidang IT yang lain juga. Karena profesi atau keahlian seorang IT tidak hanya dalam pengolahan data saja, tetapi masih ada bidang IT yang dapat di kembangkan. Hal ini terpikirkan oleh saya karena keberadaan outsourcing itu sendiri tidak mungkin dengan mudah dapat dihilangkan karena itu menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan yang menyewa jasa tersebut atau pihak-pihak lain.
Jadi untuk menghadapi ini, sorang IT harus pintar-pintar melihat peluang yang ada untuk mencapai keuntungan bersama. Sikap optimis juga sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan yang ada...
terima kasih....

Harapan Setelah Menjadi S1

Harapan saya setelah lulus menyelesaikan kuliah S1.saya akan mencoba menjalanKan kembali SI basecamp community yang telah saya jalankan bersama-sama dengan teman-teman saya yang sempat tertunda oleh kesibukan perkuliahan..

SI basecamp community adalah sebuah wirausaha atau biro jasa yang meliputi perkerjaan khususnya dalam bidang SI antara lain : pembuatan aplikasi maupun web dan Networking.

SI basecamp community ini terdiri dari 10 orang :

dimana dalam SI community memilik 5 orang Professional dalam bidang SI, 3 proffesional bidang networking, dan 2 orang yang ditugaskan sebagai marketing.

Dalam setahun ini kami telah menyelesaikan tugas yang diminta oleh client. Antara lain

1. Pembuatan aplikasi GPS kehutanan kalimantan.

2. Pembuatan Warung Internet ( WarNet) di depok.

3. Pembuatan Web Gereja GPIB Anugrah Bekasi (sedang proses pekerjaan).